cLNxsGUWkArrLhwVBfe6eO4P8vRLtY53cHInnzfr
Bookmark

Berhentilah Mengejar Surga, Jika Itu Menyakiti Orang Lain

Berhentilah mengejar surga – Andai saja ia adalah perempuan penurut, mungkin semua yang telah dilalui tidak seperti ini. Andai saja ia bukanlah perempuan yang keras hati yang semua alasan tidakannya adalah untuk mengejar surga, maka semua ini tidak perlu terjadi seperti ini.

Banyak hal yang bisa dilewati bila kita bersama. Banyak hal yang bisa kita lakukan bila tetap bergandengan tangan dan meredam ego. Semua terjadi begitu saja dengan alasan mengejar surga.

Semua telah terjadi, biarkan saja tetap terjadi. Biarkan apa yang telah terlewati menjadi pelajaran di masa yang akan datang. Percayalah, siapa yang mampu mengambil pelajaran dari apa yang telah dilewati akan menjadi orang yang lebih baik ke depannya.

Jangan Menyalahkan Keadaan Demi Mengejar Surga

Jangan pernah menyalahkan keadaan yang tidak bisa kita terima. Jangan pernah menyalahkan keadaan yang membuat kita memilih jalan yang berbeda.

Terpenting jangan menyalahkan takdir akan semua yang telah kita lalui. Perlu diketahui, ini terjadi karena kesalahan yang telah kita lakukan bersama. Bukan kehendak takdir dan berhentilah menyalahkan takdir.

Malam ini, ingin kutuliskan semua sesak di dada. Sesak yang selama ini bersarang aman di dalam relung hati terdalam. Kisah tentang sosok yang mengejar surga dengan cara memberikan neraka.

Bukan aku lelah menyimpan, hanya saja semoga dengan mencurahkannya dalam tulisan. Saya bisa menyerap energi positif dan melepaskan energi negatif yang selama ini merusak hati hanya demi mengejar surga.

Begitu cerita seorang teman padaku malam ini, di ujung malam keempat bulan november tahun 2020. Tahun yang dipenuhi dengan keresahan dan kemalangan. Semoga saja cerita mengejar surga ini bisa diambil hikmah baiknya.

Lalu apa saja pelajaran yang bisa diambil?

Pernikahan dan Impian Mengejar Surga, Saya mengambil banyak pelajaran dari apa yang telah saya jalani dan apa yang telah orang lain jalani, di antaranya:

  • Jangan mengambil keputusan saat ego di atas ubun-ubun, baik keputusan penting maupun hanya keputusan sementara.
  • Jangan lari dari masalah yang ada. Mendiamkan atau menghindar dari masalah sama saja dengan menambah dan memunculkan masalah baru yang akan sulit diselesaikan.
  • Segera selesaikan ketika masalah itu muncul. Sederhananya, pangkas segera semak tersebut sebelum merimba.
  • Mengalahlah dari perempuanmu, sekalipun sebagai pria tindakanmu sudah sangat benar, baik di depan hukum maupun agama. Perempuan tetaplah perempuan yang tidak pernah ingin disalahkan. Tidak pernah mau disalahkan barang sedikitpun.
  • Lupakan saja, bahwa kamu seorang pria yang seharusnya di depan atau seharusnya sebagai pemimpin. Hanya untuk meredam kemarahan bukan untuk takut dan dipecundangi oleh perempuan. Mengalah sajalah karena itu satu-satunya jalan yang bisa ditempuh untuk mempertahankan ikatan yang kamu buat.

Apa solusinya ketika semua telah terlanjur terjadi?

  • Lupakan saja, bersikaplah seperti tidak terjadi apa-apa.
  • Tulis dan teruslah menulis, otakmu butuh pelepasan energi terutama energi negatif dari hasil pemikiran masalah yang baru saja kamu lalui.
  • Tutup hati dan biarkan membeku terlebih dahulu, sebelum membukanya kembali untuk orang yang benar-benar bisa menerimamu apa adanya.
  • Hubungan bukanlah sebatas akad, tapi adalah bagaimana kamu memahami dan saling mengenal satu sama lainnya. Jadi berhentilah menjalin hubungan tanpa ada pemahaman dan saling kenal sama sekali. Jangan jadikan agama alasanmu memilih kehidupan baru dengan orang baru.
  • Jangan terima jika tidak benar-benar mampu menerima orang baru dalam kehidupanmu. Ini bukan masalah dua insan yang bisa saling mengenal setelah akad. Tapi lebih kepada bagaimana kamu siap menerima orang baru dalam hidupmu, beradaptasi dengan kebiasaan baru.
  • Jangan pernah tinggalkan orang yang benar-benar menyayangimu hanya karena ikut-ikutan takut akan dosa. Bukankah meninggalkan ia yang benar mencintaimu juga termasuk dosa?
  • Jangan jadikan hijrah alasan, karena hijrah bukan perihal berubah dalam semalam. Kamu bukan ultramen yang bisa berubah hanya dengan melihat jam di tangan kananmu.
  • Berhentilah menyalahkan diri, itu bukan semata salahmu. Ini kesalahan dua insan yang tidak bisa menerima dua perbedaan. Dua pemikiran dan dua sudut pandang.
  • Berhentilah menyalahkan keadaan dan orang yang berada di sekitar hidupmu. Mereka bukan kamu, kamu bukan mereka. Tutup telinga dan tetap lanjutkan hidupmu.
  • Berhenti merusak hatimu dan imanmu dengan kata aku lelah, aku tidak kuat, aku ingin bunuh diri. Semua tidak pernah bisa diselesaikan hanya dengan kata-kata tak bermanfaat itu. Mulailah hidup baru demi hati dan dirimu sendiri.

Apa rencana ke depannya?

Tak banyak rencana yang ingin dicapai. Hanya saja kamu ingin bahagia seperti mereka. Bahagia dengan cara sendiri.

Lupakan masa lalu yang suram. Ingat, sudah hampir setahun semua ini dilalui. Maka berhentilah menyalahkan diri dan bersembunyi dari kenyataan.

Sekarang, bukalah hati untuk hati yang baru, untuk jiwa yang baru dan untuk raga yang baru. Bukan untuk yang lebih baik, tapi untuk ia yang lebih memahami dan sesuai dengan hatimu.

Sesuai dengan visi dan misimu. Berhentilah mengejar surga dengan cara yang tidak bisa kamu capai.Lakukan saja kebaikan, kebaikan dan kebaikan. Maka dengan sendirinya kamu menghantarkan dirimu sendiri pada surga yang mampu kamu gapai.

Pada kebaikan yang bisa kamu pahami, pada kebaikan yang bisa diterima akal sehatmu. Pada kerinduan yang benar-benar bisa kamu reguk nikmatnya.

Posting Komentar

Posting Komentar