cLNxsGUWkArrLhwVBfe6eO4P8vRLtY53cHInnzfr
Bookmark

4 Kesalahan Bahasa Minang Yang Sering Dilakukan

Beberapa dari pernyataan di bawah ini adalah opini pribadi. Tidak untuk diperdebatkan. Mari saling belajar dan mendalami.

Uncchu

Kesalahan dalam bahasa Minang – Bicara tentang bahasa Minangkabau (Selanjutnya ditulis Minang). Mungkin teman-teman blogger di sini sudah tidak ada yang tidak tahu dengan bahasa Minangkabau atau baso Minang. Karena memang sejatinya, orang Minang adalah perantau dari dahulu kala hingga sekarang. Jadi tak heran, komunitas orang Minang ada di mana saja. Termasuk baso Minang.

Apa itu bahasa Minang?

Bahasa Minang atau baso Minang adalah bahasa percakapan yang digunakan oleh suku Minangkabau. Baso Minang sendiri adalah bahasa yang memiliki rumpun induk bahasa Melayu.

Baso Minang atau bahasa Minang adalah salah satu bahasa dari rumpun bahasa Austronesia yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu.

Sebaran bahasa Minang ini sangat luas khususnya di provinsi Sumatra Barat, pantai barat Aceh dan Sumatra Utara.

Penutur baso Minangkabau ini juga sampai ke bagian barat provinsi Riau, bagian utara Jambi dan Bengkulu, serta Negeri Sembilan, Malaysia.

Kesalahan yang sering terjadi mengenai bahasa Minang

Kesalahan Dalam Bahasa Minang
Kesalahan Dalam Bahasa Minang

Lalu apa saja kesalahan yang sering terjadi mengenai bahasa Minang ini? Banyak! Banyak sekali kesalahan yang sering terjadi mengenai bahasa Minang yang dilakukan baik oleh orang Minang itu sendiri maupun bukan penutur baso Minang.

Huruf Vokal O

Hampir semua orang non Minang menganggap baso Minang ciri khasnya adalah huruf O. Padahal tidak begitu di lapangan. Bahkan penggunaan huruf vokal O hanya pada daerah tertentu saja. Sebagai contoh, coba simak potongan kalimat pernyataan di bawah ini:

  • Dimana saja ada orang Minang?

Lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Minang sebagai,

  • Dimano sajo ado urang Minang?

Tatanan bahasa Minangkabau di atas sebenarnya salah. Karena kalimat yang ditulis di atas adalah bahasa Indonesia yang di Minangkan. Bukan diterjemahkan dalam bahasa Minang. Bahasa Indonesia yang di Minangkan ini lebih dikenal dengan bahasa Indomi.

  • Dima se ado urang Minang?

Nah, kalimat di atas adalah versi tepatnya terjemahan dalam bahasa Minang untuk dimana saja ada orang Minang?

Huruf Vokal E

Ciri khas lainnya orang Minang dalam bertutur menggunakan bahasa Minang adalah pada huruf vokal E. Bahasa Minang tidak mengenal huruf vokal E halus. Semua huruf vokal E di dalam tatanan baso Minang menggunakan E tegas.

Huruf vokal E pada bahasa Minang akan terdengar seperti kata apel pada kalimat apel pagi. Orang Minang asli tidak pernah dan bahkan banyak yang tidak bisa mengucapkan huruf E seperti pada pelafalan buah apel.

Penggunaan Kata Ambo

Ini mungkin sedikit kontroversi. Sebenarnya tidak semua orang Minang menggunakan kata Ambo dalam percakapan mereka. Kata Ambo dalam bahasa Minang hanya digunakan oleh orang Minang yang tinggal di pesisir pantai (wilayah geografis berdasarkan penyebaran Minang saat zaman Pagaruyuang).

Sedangkan untuk daerah darat, luhak dan daerah pusat kerajaan. Orang Minang jaman dahulunya cenderung menggunakan kata Awak dan Denai. Pelafalan kata Awak dan Denai sering disingkat jadi Wak dan Den melihat lawan bicara.

Kato Nan Ampek Bukan Menunjukkan Kasta

Satu lagi yang sering salah tentang baso Minang adalah kato nan ampek yaitu kato mandaki, kato manurun, kato mandata dan kato malereang.

Kato nan ampek bukanlah aturan dalam bahasa Minang yang menjelaskan kasta. Kato nan ampek adalah cara berkomunikasi orang Minang dalam keseharian mereka.

Kato mandaki adalah cara berkomunikasi orang Minang kepada orang yang lebih tua. Kato manurun adalah sebaliknya. Sedangkan kato malereang adalah cara berkomunikasi orang Minang dengan orang yang disegani tapi seumuran. Seperti dengan saudara istri atau suami.

Kalimat yang digunakan saat bertutur dalam kato malereang adalah kalimat kiasan. Sedangkan kato mandata adalah cara berkomunikasi orang Minang sesama besar atau sebaya.

Jadi tidak ada pengelompokan kasta atau menunjukkan kedudukan seseorang dalam baso Minang di tatanan kato nan ampek.

Baso Minang, Lebih Susah Dibaca Dari Tulisan Daripada Dilafalkan

Ini unik! Bahasa Minang itu sangat susah dituliskan dan setelah dituliskan sangat susah untuk dibacakan dengan baik. Entah mengapa, namun begitulah faktanya.

Jika tidak percaya, silakan baca cerpen talakuang untuak amak ini. Setelah membacanya, baru akan disadari bahwa baso Minang itu sulit dituliskan dan sulit juga membacanya kembali dengan benar dari tulisan. Cobalah!

Kesimpulan

Itulah beberapa kesalahan yang sering dilihat mengenai bahasa Minang. Meski tak terlalu berpengaruh, namun hal ini wajib diketahui oleh orang, baik orang Minang atau non Minang yang ingin mengetahui tentang Minangkabau.

Tidak mutlak, karena apapun itu. Baso Minang adalah bahasa yang unik. Jika boleh jujur. Baso Minang yang sekarang digunakan bukanlah bahasa Minang asli atau utuh seperti baso Minang dahulunya.

Banyak pergeseran makna, serapan dan cara ucap. Ada beberapa bahasa Minang asli (lama) yang justru dianggap kasar oleh mereka (penutur jaman sekarang). Sebagai contoh kata Den yang dianggap kasar oleh beberapa penutur bahasa Minang.

Sayangnya tidak ada penjelasan tepat oleh orang tua, semakin mengokohkan kata Den sebagai kata kasar dan membuat penutur bahasa Minang asli pun ikut enggan menggunakannya.

0

Posting Komentar