cLNxsGUWkArrLhwVBfe6eO4P8vRLtY53cHInnzfr
Bookmark

Ini Hanya Curahan Hati Wajib Baca, Belum Ada Judul

Duit
Curahan – Ini adalah postingan curahan hati, meski sebenarnya blog uncchu.com awalnya memang tumbuh sebagai blog curhat sebelum akhirnya beralih ke niche bisnis dan blogger. Blog uncchu sejatinya adalah tempat terbaik saya untuk menumpahkan seluruh kegundahan yang bersarang di dalam hati. Introvert mendorong saya untuk menekuni dunia kepenulisan dan blogging. Tulisan saya bukan yang terbaik, setidaknya jika diperhatikan makin kesini saya mengalami kemajuan dalam dunia tulis menulis.

Saya adalah anak ketiga dari tiga bersaudara. Artinya saya adalah anak bungsu, inilah yang mengilhami saya membeli domain dengan alamat uncchu.com. Di Minangpun, uncchu adalah panggilan keluarga untuk anak bungsu. Panggilan ini umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Minangkabau.

Ini curahan hati

Sayangnya saya adalah anak yang lahir setelah orangtua saya bercerai, mereka berpisah karena orang ketiga. Saya sebenarnya tidak ambil pusing dengan sebab musabab perceraian mereka. 

Kesalnya alasan perceraian tersebut malah saya dengar langsung dari ayah saya setahun sebelum beliau mangkat. Selain pelakor yang kegatalan, perceraian yang dipilih oleh ayah saya “katanya” disebabkan oleh kelakuan luar biasa kakak ibu saya. Miris memang, saya berusaha untuk tidak percaya, tapi tetap saja pengakuan itu berpengaruh burk pada mental saya.

Singkat cerita, setelah saya lahir, belum genap 2 tahun. Saya diboyong oleh nenek saya ke ibukota. Mengikuti kakak ibu yang lain yang menurut saya adalah anak nenek yang paling memiliki kehidupan lebih dari cukup kala itu. Memiliki suami yang bekerja di PELNI, saya diasuh nenek dan tinggal bersama kakak ibu yang saya panggil mami. Dulu saya tinggal di rumah mami di Petamburan Tanah Abang dekat RS. PELNI. Setelah saya dan nenek pulang ke kampung, saya dan keluarga mami yang ada di Tanah Abang hilang kontak sampai sekarang.

Jujur saja saya cukup bergetar menuliskan ini. Antara tidak kuasa menahan tangis dengan tidak kuasa untuk mengingat masa kecil saya yang sangat buruk. Saya hanya ingin teman-teman yang sempat membaca mengambil sisi baiknya bukan dari sisi laki-laki introvert yang suka menuliskan masalah hidupnya di blog.

Perceraian masa lalu menghantui saya, ditambah dengan kehidupan saya yang terpaksa harus mandiri di usia dini. Tak jarang saya harus menerima belas kasih dari orang lain hanya untuk bertahan hidup. Alhamdulillah belas kasih itu saya dapatkan bukan dengan cara meminta-minta. Murni dari niat baik mereka dan sekali lagi tak henti-hentinya saya hanya bisa berdoa untuk membalasa kebaikan mereka.

Ada ibu Nil, guru sekaligus kepala sekolah saya waktu SD, ada ibu Jus dan beberapa guru lain seperti ibu yang meminjamkan saya secara gratis pakaian untuk menari saat saya SMP dan waktu SMA ada uni Nola petugas tata usaha, Ibu Ekonomi yang saya tidak ingat nama beliau. Beliau sekaligus wali kelas saya saat kelas 1 SMA dan 3 SMA. Saya tidak ingat nama beliau karena memang beliau sering dipanggil ibu ekonomi akuntansi.

Ada ibuk kotak-kotak saat saya kelas 2 SMA. Beliau dipanggil ibu kotak-kotak karena mengajar mata pelajaran matematika, logat dan aksen beliau sangat Minang banget untuk huruf T. Jadi ketika beliau menyebut kubus atau kotak-kotak sangat TE banget.

Perlu diketahui rata-rata guru yang membantu saya itu adalah guru yang dikenal pemarah, pelit dan kasar. Dari sini saya belajar bahwa kebaikan belum tentu berasal dari tutur yang lembut tapi kebaikan itu berasal dari hati yang mulia.

Trauma masa lalu terus menghantui saya hingga sekarang. Saya jadi takut memulai hubungan, saya takut kecewa dan mengecewakan. Saya jadi pendiam dan introvert seiring waktu berjalan. Ada ketakutan yang membayangi dan selalu merusak mental saya. Ini cukup buruk untuk kehidupan sosial saya. Sampai-sampai saya tidak dikenal di lingkungan saya. Orang-orang hanya mengetahui bahwa anak ibu saya hanya dua.

Tapi di tempat lain, di luar daerah saya dikenal cukup ramah meski sering emosi. Saya sering meledak dan mudah sekali kecewa. Saya terlihat bahagia dan selalu tertawa. Pada akhirnya saya merasakan ada yang salah dengan diri saya.

Saya kecewa dengan orang yang hanya tahu menghakimi. Saya sudah tidak percaya lagi dengan perempuan berhijab dalam, pria berjenggot dan orang-orang yang katanya selalu menghafal alquran. Bagi saya mereka adalah makhluk bertopeng dan menjual agama untuk kepentingan diri sendiri.

---

Jangan lupa untuk follow dan subscribes uncchu.com di google news dan youtube.

0

Posting Komentar