cLNxsGUWkArrLhwVBfe6eO4P8vRLtY53cHInnzfr
Bookmark

Pertama ngeKos : Ini 6 Hal Yang Sering Dirasakan Pemula

ngekos
Dirasakan Saat Pertama Ngekost – Pernah merasakan tinggal sendiri atau ngekos? Gak pernah? Duh rugi banget kalau gak pernah merasakan gimana enaknya hidup mandiri alias ngekos. Apalagi kos hanya satu petak kamar dan segalanya di sana.

Ngekost menjadi pilihan aman untuk budget terbatas tentunya. Tidak semua orang mampu menyewa rumah dengan budget yang luar biasa. 

Menimba ilmu dan tinggal di sekitar lingkungan kampus. Kos-kosan menjadi pilihan tepat untuk mereka yang ingin belajar mandiri di kota orang.

Lalu apa saja hal yang sering dirasakan saat pertama kali ngekos? Nah, beberapa hal berikut ini adalah serba-serbi perasaan saat pertama ngekos. Diambil dari pengalaman pribadi dan juga kejadian umumnya di dunia per-ngekos-an.

Canggung Tidak Tahu Harus Mulai Darimana

Super canggung adalah perasaan pertama yang dirasakaan saat hari pertama di kos. Semua serba canggung, mau mandi canggung, mau masak canggung bahkan sekedar mau keluar nyari makanan juga canggung. Takut tersesat dan tidak kembali ke jalan yang benar.

Beruntung jika ada kendaraan pribadi seperti roda dua misalnya. Bagi yang tidak memiliki, jalan kaki menjadi satu-satunya cara mendapatkan dan mengenal sedikit lingkungan sekitar. Kadang sehabis kembali dari jalan-jalan, entah mengapa jalanan terasa leboh jauh dan berkilo-kilometer rasanya. Padahal hanya jalan sekitar 200 meter saja.

Akan lain halnya bagi yang memiliki cukup dana dan telah siaga dengan mempersiapkan stok makanan dan sebagainya untuk beberapa hari pertama di kost. Jika tidak, keluar menjadi pilihan berat yang harus diambil. Kecanggungan justru datang menghampiri dan membuat semua semangat seakan sirna. Akhirnya hanya jiwa-jiwa yang kuatlah yang mampu bertahan dari kecanggungan ini.

Ladang Uji Nyali

Bagi introvert seperti saya, memilih untuk ngekos adalah ladang uji nyali paling ampuh. Bagi ekstrovert mungkin lingkungan baru dan dunia baru adalah hal yang menarik. Tapi tidak begitu dengan seseorang yang memiliki kepribadian introvert. Meski menyukai dunia baru dan asik dengan dunia baru. Introvert cukup kelelahan jika harus beradaptasi dengan orang baru. Apalagi lingkungan kos adalah orang baru semua.

Meski tidak butuh waktu lama, mengenal orang baru, bersosialisasi adalah hal terberat yang pernah saya lakukan. Lebih berat dari menuliskan pengalamannya di sini, lalu men-sharenya di grup blogger. Saya berasa uji nyali melewati itu semua.

Mengenal Wajah Baru, Kepribadian Baru

Yups, dengan ngekos saya bisa mengenal wajah baru dan kepribadian baru. Apalagi ngekos di luar kota atau pulau. Mengenal adat istiadat dan kebiasaan baru jadi nilai plus saat pertama ngekos.

Kadang harus membiasakan diri dengan kebiasaan di tempat baru. Ada saja kebiasaan yang di daerah asal biasa saja menjadi dilarang keras di tempat baru. Tidak sedikit yang justru dapat masalah karena ketidaktahuan akan norma, kebiasaan dan adat istiadat di daerah tempat kos.

Belajar Lebih Individual Sekaligus Sosial

Meski secara basic saya adalah introvert dengan tingkat jiwa individual lebih tinggi dari ekstrovert. Di tempat kos saya lebih belajar mengontrol keduanya. Kadang saya bisa sangat individual sekali di lain waktu saya bisa sangat sosial sekali.

Hal yang unik adalah ketika kos saya bisa menikmati kebebasan bersyarat untuk diri sendiri. Serta belajar banyak tentang realita dan dunia sosial. Kadang saat di rumah saya merasa diperlakukan tidak adil. Di tempat kos inilah saya mengerti perlakuan orang terdekat saya di rumah ada benarnya juga.

Belajar Membela Diri Sendiri

Jika waktu di rumah saya seakan tidak peduli bahkan untuk menjaga diri sendiri. Lain halnya saat di kos, saya jadi lebih awas dan menyediakan beberapa equipment. Sebut saja stik bisbol dan lain sebagainya. Saya selalu menyediakan sepotong kayu dalam jangkauan terdekat untuk berjaga-jaga.

Tinggal sendiri di kamar kos membuat saya mengerti akan pentingnya tools pelindung diri. Bisa kayu sepotong, kotak P3K dan supplies yang memungkinkan untuk digunakan sebagai alat pertahanan diri disaat darurat.

Belajar Menahan Diri

Jika beberapa hal di atas adalah masalah eksternal. Selanjutnya hal pertama yang saya rasakan saat ngekos adalah belajar menahan diri. Saya tipe introvert yang lebih menyukai kedamaian. Sementara anak seusia saya waktu itu adalah remaja yang baru saja memasuki fase dewasa.

Saya lebih menyukai ketenangan dengan musik easy listening dan instrumen seperti musik jazz. Disaat yang sama, tetangga kos saya lebih menyukai musik yang heboh dan menggelegar. Di sinilah saya belajar menahan diri untuk memahami teman sebelah.

Meski beberapa kali saya harus bilang langsung dan banting pintu agar mereka diam. Respon mereka? Sama dengan remaja labil lainnya, musiknya malah makin dikencengin.

Saat malam tiba, seperti introvert lainnya yang menyukai musik klasik, instrumen dan musik aneh (menurut ekstrovert). Saya melancarkan balas dendam terbaik. Saya memutar kencang instrumen gelap dan musik yang terkesan psiko. Alhasil, besoknya saya melihat mereka bermata panda dan takut melihat saya. 😂 Dipikir saya psikopat kali haha.

Kesimpulan

Bagaimanapun keadaan saat baru pertama mulai ngekos, baik itu keuangan, lingkungan dan sebagainya. Kos tetap menjadi tempat yang tepat untuk mengerti diri sendiri. Belajar mengontrol diri dan memahami orang lain. Tidak peduli asal, ras, suku dan apa agama mereka.

Toleransi saat pertama ngekos adalah hal mutlak yang harus dipelajari. Di sini kita belajar mandiri, melakukan semuanya sendiri dan memutuskan sendiri. Tidak perlu berhasil melewati semua tantangan saat ngekos. Tapi berhasil belajar dari kos adalah pencapaian yang luar biasa. Nah kalian juga punya pengalaman unik saat pertama ngekos? Yuk share di kolom komentar.

---

Jangan lupa untuk follow dan subscribes uncchu.com di google news dan youtube.

0

Posting Komentar